Pages

SELINGKUP PENDIDIKAN | PROF. DR. SUHERLI

11 Januari, 2013

BAHASA INDONESIA TEKNOLOGI Oleh: Suherli Kusmana Bangsa Indonesia patut bersyukur karena para pendiri negeri ini diberi kemampuan untuk memikirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang beraneka ragam suku bangsa, budaya, bahasa, dan tanah air yang dipisahkan lautan dapat disatukan melalui “Bhineka Tunggal Ika”. Para pemuda yang tergabung dalam organisasi kepemudaan pada 28 Oktober 1928 telah bersumpah “Bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu “Indonesia”. Tanah air dan bangsa yang disebut “Indonesia” adalah gabungan dari tanah dan air serta gabungan dari bangsa-bangsa yang ada, sedangkan bahasa akan menjadi sulit jika gabungan dari bahasa-bahasa yang ada. Pada saat itu disepakati yang dimaksud bahasa Indonesia adalah “bahasa Melayu” karena bahasa ini telah banyak digunakan untuk berkomunikasi dalam perniagaan antarabangsa pada saat itu. Namun, seiring dengan perkembangan bangsa ini, bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu itu sudah sangat jauh berbeda dengan bahasa asalnya. Bahasa Indonesia telah menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekalipun perkembangannya tidak sepesat teknologi. Pada dasarnya bahasa sangat bergantung pada sikap pemakainya. Pusat Pembinaaan dan Pengembangan Bahasa tidak akan mampu membina bahasa Indonesia jika pemakainya mengabaikan pembinaan tersebut, misalnya dalam hal pemilihan kata yang asli dari bahasa Indonesia. Untuk menggantikan kata efektif dengan kata sangkil dan efisien dengan kata mangkus tidak populer karena kata efektif dan efisien sudah banyak pemakainya dan kosakata tersebut sudah mengalami penyesuaian dengan fonologi bahasa Indonesia. Namun demikian, khusus untuk kata-kata yang berasal dari perkembangan teknologi memang harus diupayakan penggunaannya oleh pemakai bahasa, misalnya “microphone” atau sering disebut “mic” dengan kata “pelantang”. Kata overhead projector harus biasa diganti dengan kata “penayang pandang”. Kata downloud dengan kata “unduh”, uploud dengan kata “unggah”, dan kata “on line” dengan kata “daring”. Kesadaran untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam penggunaan kata istilah teknologi ini merupakan sikap sayang pemakai bahasa pada bahasanya, serta bentuk sikap nasionalisme bangsa dalam berbahasa. Semakin banyak pengguna bahasa memilih bahasa Indonesia untuk menggantikan kosakata istilah teknologi ini maka akan mendewasakan bahasa Indonesia sehingga di masa yang akan datang bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang dimulai dari kawasan Asia Tenggara. Tentu saja, hal ini sangat bergantung pada peran bangsa Indonesia dalam membina dan membiasakan memilih kosakata bahasa Indonesia. Wartawan televisi, surat kabar, radio, dan elektronik merupakan garda terdepan dan menjadi contoh dalam pemasyarakatan penggunaan Bahasa Indonesia. Pengenalan kosakata teknologi melalui penggunaan kata tersebut dalam pemberitaan akan sangat membantu perkembangan bahasa Indonesia. Semakin sering kosakata teknologi dalam bahasa Indonesia digunakan sebagai media pemberitaan maka akan semakin termasyarakatkan kosakata tersebut dan semakin banyak pengguna kosakata tersebut. Para pendidik, dosen, guru, instruktur, widyaiswara, pemateri, ustad dan profesi sejenis harus biasa memberi contoh pemilihan kosakata bahasa Indonesia termasuk bahasa teknologi. Pembiasaan menggunakan bahasa Indonesia teknologi dapat diperkenalkan ketika sedang memaparkan materi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembelajaran atau sedang memberi pembelajaran. Penggunaan secara lisan atau tulisan dalam pemaparan materi merupakan upaya pemasyarakatan penggunaan bahasa Indonesia teknologi. Sejalan dengan profesi ini, Pejabat pemerintahan, baik sipil maupun militer, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta tokoh agama sangat berkonstribusi pula pada pembinaan bahasa Indonesia teknologi. Oleh karena ketokohan mereka ini maka pembahasa akan merasakan bahwa penggunaan kosakata baru telah mendapat contoh dari tokoh yang dihormati atau dipujanya. Semua profesi selayaknya turut berkonstribusi pada pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Semakin banyak pemakai bahasa menggunakan kosakata teknologi dalam bahasa Indonesia maka semakin berubah fungsi bahasa Indonesia, bukan hanya untuk berkomunikasi namun sebagai bahasa teknologi. Mudah-mudahan karena jumlah pengguna teknologi sangat banyak maka bahasa Indonesia akan menjadi pilihan layanan komunikasi dalam pemasaran teknologi. Semoga.

0 komentar: